Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manusia dan Pandangan Hidup”. Pembuatan makalah ini disusun untuk menambah pengetahuan mahasiswa dan mahasiswi dalam menerima mata kuliah “Ilmu Budaya Dasar” dan bagaimana cara mempelajari materi lebih dalam.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pandangan Hidup
2.2 Cita-Cita
2.3 Kebajikan
2.4 Usaha/Perjuangan
2.5 Keyakinan/Kepercayaan
2.6 Langkah Berpandangan Hidup Yang Baik
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada
hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial. Maksudnya adalah manusia tidak
dapat hidup tanpa manusia lain di kehidupannya. Tiap manusia juga mempunyai
pikiran yang berbeda beda. Dari pikiran yang berebeda beda inilah timbul
pandangan hidup dari tiap individu yang berbeda beda pula.
Banyak
faktor faktor pendorong tiap manusia memiliki pandangan hidup.Mulai dari
terinspirasi dari tokoh tokoh ataupun niat untuk perubahan yang akan terjadi
dalam hidupnya. Pandangan hidup manusia inilah yang nantinya akan menentukan
sikapdan perilaku kehidupan seorang manusia kedepannya kelak.
Tujuan dari penyususan
makalah ini adalah sebagai bahan untuk mempelajari materi dalam mata kuliah
Ilmu Budaya Dasar dan disamping itu mahasiswa dapat memiliki cara berpandangan
hidup yang berbeda dan selalu mengutamakan kejujuran, karena dengan kejujuran
itu pandangan hidup mudah untuk di capai. Dan agar kita bisa memperlakukan hak
dan kewajiban secara seimbang.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Pandangan Hidup
Pandangan
hidup adalah sikap manusia yang paling mendasar dalam menyikapi setiap hal yang
terjadi dalam hidupnya, baik itu berupa masalah, tugas selain itu pandangan
hidup juga dapat diartikan sebagai pendapat
atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di
dunia. tantangan dan segala yang dilakukannya manusia pasti
mempunyai pandangannya masing – masing. Pandangan
hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman,
arahan, petunjuk hidup di dunia.
2.2
Cita-Cita
Cita-cita
adalah keinginan, harapan, dan tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik
keinginan, harapan, maupun tujuan tersebut merupakan orientasi yang ingin
diperoleh pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita mempunyai pandangan
masa depan dan merupakan pandangan hidup yang akan datang. Sehingga, cita-cita
merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan kata lain
cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi
tingkatannya. Dapat atau tidaknya seseorang mencapai apa yang
dicita-citakannya, hal itu tergantung atas tiga faktor, yaitu manusia, kondisi
yang dihadapi selama mencapai apa yang dita-citakannya, dan seberapa tinggikah
cita-cita yang hendak dicapai.
Suatu cita-cita tidak hanya dimiliki oleh individu saja,
masyarakat dan bangsa memiliki cita-cita juga. Cita-cita suatu bangsa merupakan
keinginan atau tujuan suatu bangsa. Misalnya, bangsa Indonesia mendirikan suatu
negara yang merupakan sarana utuk menjadi suatu bangsa yang masyarakatnya
memiliki keadilan dan kemakmuran.
2.3
Kebajikan
Kebajikan
mengandung arti perbuatan baik, sesuatu yang mendatangkan kebaikan. Dengan
demikian, maka kebajikan merupakan suatu tindakan (action) yang
bersumber pada kebijakan, yaitu kepandaian atau kemahiran. Kata kebajikan dan
kebijakan erat hubungannya dengan kebijaksanaan, yaitu kepandaian mempergunakan
akal budi dalam mencapai suatu tujuan atau memecahkan suatu persoalan.
Dikatakan bahwa kebajikan, kebijakan, maupun kebijaksanaan selalu bersumber
pada suara hati yang sangat mendasar dan dalam. Sumber tersebut ada tiga, yaitu
suara Tuhan, suara hati nurani manusia, dan suara masyarakat.
Kebajikan manusia secara nyata dan dapat dirasakan melalui
tingkah lakunya. Dan, dalam hal ini, tingkah laku manusia sebagai perwujudan
kebajikan inilah yang akan dikemukakan karena wujudnya dapat dilihat dan
dirasakan. Karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap
orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri yang berbeda dari orang lain dan
tergantung dari pembawaan, lingkungan, dan pengalaman.
2.4
Usaha/Perjuangan
Usaha/perjuangan
adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita, Setiap Manusia harus kerja keras
untuk kelanjutan hidupnya. sebagian kehidupan manusia adalah perjuangan.
Perjuangan untuk hidup merupakan kodrat manusia. Tanpa perjuangan manusia tidak
dapat hidup sempurna. Kerja keras dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun
tenaga/jasmani atau dengan keduanya. Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh
kemampuan, karena kemampuan itulah tingkat kemakmuran manusia berbeda-beda.
2.5
Keyakinan/Kepercayaan
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution (bahan ceramah pada
perantaran pengajar Ilmu Budaya Dasar di Bukit Tinggi, 1981), menurut beliau
ada tiga aliran filsafat:
A. Aliran
Naturalisme
Hidup manusia dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan
kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan natur itu dari Tuhan.
Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tinggi. Tuhan
menciptakan alam semesta lengkap dengan hukum-hukumnya, secara mutlak di kuasai
Tuhan. Manusia sebagai makhluk tidak mampu menguasai alam ini karena manusia
itu lemah, manusia hanya dapat berusaha dan berencana tapi yang menentukannya
adalah Tuhan.
Bagi yang percaya pada Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan
tertinggi. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, karena itu manusia mengabdi
pada ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama ada dua yaitu:
A. Ajaran agama yang dogmatis yaitu yang di sampaikan
Tuhan melalui Nabi-Nabi, sifatnya tetap dan tidak berubah
B. Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu sebagai hasil
pemikiran manusia, sifatnya relatif (terbatas) dan berubah sesuai dengan
perkembangan agama.
Apabila aliran naturalisme
ini di hubungkan dengan pandangan hidup maka keyakinan manusia itu bermula dari
Tuhan. Jadi, pandangan hidup yang dilandasi oleh ajaran-ajaran agama, manusia
yakin bahwa kebajikan itu di ridhai oleh Tuhan. Pandangan hidup yang dilandasi
bahwa Tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang menentukan segala-galanya disebut
pandangan hidup keagamaan (religius), sebaliknya apabila manusia tidak mengakui
adanya Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi, maka keyakinan itu berasal dari
natur dan pandangan hidup yang dilandasi oleh natur, manusia yakin bahwa
kebajikan itu kebajikan natur dan pandangan hidup ini sifatnya ateistik.
Disebut pandangan hidup komunisme.
B. Aliran
Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah akal atau logika. Manusia
mengutamakan akal, dengan akal manusia berfikir. Mana yang benar menurut akal
itulah yang baik, walaupun mungkin bertentangan dengan hati nurani . akal
berasal dari bahasa Arab yang artinya Kalbu yang berpusat dihati, sehingga
timbullah istilah “Hati Nurani” artinya daya rasa.
Apabila aliran ini di hubungkan dengan pandangan hidup, maka
keyahinan manusia itu bermula dari akal. Jadi, pandangan hidup itu dilandasi
oleh keyakinan, kebenaran yang diterima akal. Benar menurut akal itulah yang
baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal.
C. Aliran Gabungan
Aliran gabungan adalah
kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari
Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah
dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu
dinilai dengan akal, baik sebagai logika berfikir maupun sebagai lohika rasa.
Jadi, apa yang benar menurut logika berfikir, juga dapat diterima oleh hati
nurani. Logika berfikir tidak ditekankan pada logika berfikit individu,
melainkan logika berfikir kolektef (masyarakat) pandangan hidup ini adalah
disebut sosialisme akal dalam arti baik sebagai logika berfikir maupun sebagai
daya rasa, logika berfikir secara individual maupun kolektif. Pandangan hidup
ini disebut sosialisme religius. Dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan
pokok. Pandangan hidup sosialisme menekan pada logika berfikir kolektif,
sedangkan pandangan hidup sosialisme religius menekan pada logika berfikir
kolektif dan individual. Pandangan hidup sosialisme mengutamakan logika
berfikir dari pada hati nurani, sedangkan sosialisme religius mengutamakan
kedua-duanya, logika berfikir dan hati nurani.
2.6 Langkah Berpandangan Hidup Yang Baik
Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup apapun dan
bagaimanapun itu untuk dapat mencapai dan berhasil dalam kehidupan yang
diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting adalah memiliki pandangan
hidup yang baik agar dapat mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik pula.
Adapun langkah-langkah berpandangan hidup yang baik yakni:
· Mengenal
Mengenal merupakan suatu
kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas
hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita
yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka
kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan
bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke dunia
· Mengerti
Tahap kedua untuk
berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan
mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bemegara kita
berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita
hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bemegara.
Begitu juga bagi yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita
mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu
mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
· Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah
menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita
memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hdiup itu
sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai
yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam
pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat
ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan
dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih
berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup
itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh
mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
· Meyakini
Setelah
mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau
dari segi kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan di akherat, maka
hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini
ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga
dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
· Mengabdi
Pengabdian
merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang
telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain.
Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan
manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu
sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di
alam akhirat.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pandangan hidup merupakan bagaimana manusia memandang kehidupannya.
Setiap orang memiliki pandangan hidup yang berdeda-beda dan melahirkan suatu
paham. Wujud pandangan hidup manusia berkaitan dengan cita-cita, kebajikan, dan
sikap hidup. Cita-cita merupakan pandangan hidup di masa yang akan datang.
kebajikan secara nyata dan dapat dirasakan melalui tingkah lakunya. Dan, dalam
hal ini, tingkah laku manusia sebagai perwujudan kebajikan inilah yang akan
dikemukakan karena wujudnya dapat dilihat dan dirasakan. Karena tingkah laku
bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku
sendiri-sendiri yang berbeda dari orang lain dan tergantung dari pembawaan,
lingkungan, dan pengalaman. Dalam setiap perbuatan, manusia harus memahami
etika yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga kehidupan dalam memasyarakat
menjadi tenang dan tentram.
3.2 Saran
Untuk menjadi individu
yang baik dan memiliki kehidupan yang baik , maka diperlukan pandangan hidup
yang baik dan positif pula . Sebagaimana telah diketahui bahwa perilaku sangat
berpengaruh kepada pandangan hidup . Oleh karena itu untuk mendapatkan
pandangan hidup yang baik ,seorang manusia harus memiliki perilaku dan sikap
yang baik . Perilaku dan sikap yang baik juga dapat berawal dari lingkungan
yang baik pula sehingga dari lingkungan yang baik ini dapat menimbulkan
pandangan pandangan hidup yang baikdan positif pula.
Refrensi:
wikipedia.co.id
http://ardan96.blogspot.co.id/
http://rayrizqie.blogspot.co.id
ivanpradana.blogspot.co.id/
www.academia.edu/
http://akucintapengetahuanpendidikan.blogspot.co.id/
http://diankusumawatit7.blogspot.co.id/http://trideaps.blogspot.co.id/
http://makalah-makalah-handika.blogspot.co.id/
http://yurishandcraft.blogspot.co.id/